Ma’rifatul Insan atau mengenal diri manusia, yaitu mengenal
diri kita sendiri. Seperti pepatah tak kenal maka tak sayang. Jadi kita harus
mengenal diri kita sehingga kita dapat menyayangi dan menghargai serta
melindungi diri kita sendiri dari berbagai hal yang akan menyakiti baik secara lahiriah
maupun batiniah.
DEFINISI
MANUSIA
1. Segi Penciptaan
Kita,
manusia, adalah makhluq Allah yang unik dan istimewa. Kita tercipta dari dua unsur
yang sungguh berbeda satu sama lain: tanah yang berasal dari bumi dan ruh yang
berasal dari langit. Terciptanya kita dari tanah menjadikan kita sebagai
makhluq yang membutuhkan hal-hal yang bersifat ‘bumi’ seperti makan, minum, dan
kebutuhan biologis. Sedangkan unsur ruh yang ada dalam diri kita menjadikan
kita sebagai makhluq yang membutuhkan hal-hal yang bersifat ‘langit’ seperti
iman, ilmu, dan semacamnya. Yang mengistimewakan manusia dari
makhluk yang lain yang bertebaran dimuka bumi ini karena Allah telah
menciptakan langsung dengan tanganNYa dan menyuruh semua malaikat bersujud
kepadanya. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri atas Jasad, ruh,
dan Akal dan dimuliakan dengan tugas mengabdi kepada Allah dan sebagai khalifah
dimuka bumi. (konsep “Tawazun’ ).
Manusia tidak
diciptakan dengan sia – sia. (Al Qiyamah : 36 – 38).
Manusia diciptakan dalam
bentuk yang paling sempurna dan paling baik dibandingkan mahkluk Allah yang
lain.
2. Segi Ilmu
Manusia dimuliakan dengan
dikaruniai akal sehingga dapat menyerap ilmu, memahami, menjelaskan, serta
mengembangkannya.” Yang membedakan manusia dari makhluk Allah yang lain,
seperti hewan adalah keistimewaan dan kelebihan yang dimilikinya berupa ilmu,
akal dan kemampuan menganalisa, maka apabila semua kelebihannya itu hilang ,
hilanglah pula yang membedakannya dengan hewan kecuali satu yaitu manusia dapat
berbicara sedangkan hewan tidak (Miftahu Darus Sa’adah, Ibnu Qayyim, I / 167).
3. Segi Kehendak
Manusia dilebihkan dengan
dipadukannya tiga unsur jiwa, yaitu kekuatan, syahwat, dan iradah
(kecenderungan yang baik). Ia bisa memulai jalan yang baik dan bisa pula jalan
yang buruk. Sekadar ilmu belum tentu bisa mengarahkan orang pada kebaikan, yang
bisa mengarahkan pada kebaikan adalah kemauan dan kehendak yang kuat. Bisa jadi
seseorang yang telah tahu bahwa mencuri itu perbuatan yang buruk, tetapi tetap
ia lakukan.
Berbeda dengan malaikat yang
hanya memiliki satu pilihan (tidak bisa berkehendak) yaitu taat pada Allah,
Sang Pencipta sesuai dengan tugasnya masing–masing.
4. Segi Posisi
Allah memberikan kedudukan
yang tinggi kepada manusia diantara makhluk lainnya, yakni sebagai pemimpin.
Sehingga Manusia bisa memanfaatkan alam semesta ini untuk keperluan hidupnya.
(Q.S All Baqarah:29, Hud(11):61)
5. Segi Komunikasi
Manusia dilebihkan dengan dua
alat komunikasi : lisan yang digunakan untuk berbicara dan jari jemari yang
digunakan untuk menulis. Jika kita perhatikan , seluruh makhluk hidup diberikan
indera mulut dan alat suara, semuanya dapat berbicara dengan bahasa masing –
masing, ada yang berkicau, mendengus, mecicit, dll. Sedang manusia, bisa
berbicara dengan berbagai macam bahasa dan suara, termasuk menirukan suara
binatang, dan bunyi–bunyian alam lainnya
6. Segi Tendensi Moral
Manusia memiliki peluang untuk
‘dibentuk’ menjadi baik atau buruk. Bahkan bisa berperan ganda –sebagaimana
orang munafik . Berbagai macam sifat dan sikap bisa ia miliki sekaligus. Dan
sangat berbeda dengan binatang, binatang sulit atau bahkan tidak bisa dibentuk
dengan sifat dan karakter yang bermacam–macam.
‘ Setiap bayi yang dilahirkan
dilahirkan itu dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang
mempengaruhi hingga menjadi Yahudi, Nashrani, dan atau Majusi.’( Hadist sahih,
telah dishahihkan oleh Al-Albani dalam Jami’Ash-Shaghir 4/181).
7. Manusia dilebihkan dengan
sifat malu
Ibnu Qoyyim
berkata, ”Perhatikanlah satu macam sifat yang hanya dikaruniakan Allah kepada
manusia dan tidak kepada yang lain yaitu sifat malu, bahwa sifat malu adalah
akhlaq yang paling agung dan mulia serta paling tinggi kedudukannya dan paling
banyak manfaatnya bagi manusia, bahkan merupakan ciri khusus bagi eksistensi
manusia. Sehigga barangsiapa yang tidak memiliki rasa malu, maka telah hilang
eksistensii kemanusiaannya kecuali ia hanya seonggok daging yang teraliri
darah.
8. Perintah
Perintah Allah tidak pernah terlepas dari diri
manusia sejak ia masih berbentuk janin dalam rahim seorang ibu sampai akhir
hayatnya (ketika ia bertemu Rabbnya ).
Demikianlah
antara lain keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain.
Manusia diciptakan dengan banyak kelebihan , namun jika keliru mengambil jalan
hidup, ia bisa mencapai derajat yang paling rendah ketimbang binatang
sekalipun.
“Mereka itu seperti binatang
ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang – orang yang lalai.” (Al
A’raf (7):179).
Keistimewaan manusia ini penuh
dengan konsekuensi yang menyertai misi keberadaannya di muka bumi ini. Selain
dikaruniai banyak kelebihan dan keistimewaan , manusia juga dikaruniai banyak
kelemahan yang merupakan sifat dasar manusia, kelemahan itu antara lain :
1. Tergesa – gesa (QS. Al
Isra’ : 11, QS. Al Anbiya’ 21)
2. Lemah (QS. An Nissa’: 28)
3. Bodoh (QS.AL Ahzab : 72)
4. Suka membantah (QS. Al
Kahfi: 54)
5. Kikir dan keluh kesah (QS.
Al Ma’arij : 19, QS. Al Isra’ : 100)
6. Ingkar (QS. Al ‘Aadiyaat :
6, QS. Al Hajj : 66, Ibrahiim (14) : 34, Az Zukhruf (43) : 15
7. Putus Asa (QS. Haa Mim
Assajdah : 49, QS. Al Isra’ : 83)
8. Berlebih – lebihan (QS.
Yunus : 49)
9. Lalai (QS Al A’raf :179)
10. Susah payah (QS. Al Balad
:4)
Tetapi apakah kemudian kita
diam saja, memang kita sebagai makhluk mempunyai keterbatasan , Allah
menyatakan kita bodoh ya karena memang ilmu Allah jauh lebih luas dari ilmu yang
kita miliki. Tetapi tidak kemudian karena kita mengakui kebodohan itu, kita
tidak mau berusaha untuk menjadii lebih pandai,dsb. Sifat – sifat buruk ini
bisa saja dominan ketika kita memperturutkan hawa nafsu dan keinginan kita.
Namun Apakah manusia memilih jalan kebaikan atau keburukan semua itu akan
dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. QS Al Isra’ (17) : 36. Nha,
makanya manusia dituntut untuk benar dalam menentukan pilihan kehidupan di
dunia agar nanti di ‘sono’nya bisa memprtanggungjawabkan dengan baik di hadapan
Allah.
UNTUK APA MANUSIA..?
Sesungguhnya kehadiran manusia
dimuka bumi ini tidak untuk main–main dan senda gurau, tetapi dengan suatu
kepastian arah dan tujuan. Bahkan sebelum limpahan tugas dan tanggungjawab
besar itu dibebankan kepada manusia telah ditawarkan kepada makhluk Allah yang
lain. QS. Al Ahzab (33): 72. Tampak disini tugas manusia tidaklah ringan,
terbukti tak satupun makhluk Allah yang berani memikulnya. Sedang tugas manusia
itu sebenarnya adalah :
1. Tugas Ibadah
QS Adz Dzariyat (51) : 56.
Ibadah adalah segala amal perbuatan yang diniatkan karena Allah dan unutk
mendapat ridlo Allah semata. Sehingga amat pentinglah arti niat itu,
sebagaimana Sabda Rosululloh SAW, Sesungguhnya sah tidaknya sebuah amal
tergantung ada niat,…(HR, Bukhari – Muslim).
2. Tugas Khalifah
QS An Naml (72):62.Tugas
Kekhalifahan ini berhubungan erat dengan tugas yang pertama, yakni ibadah kepda
Allah secara total.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar