SEBERCAK HARAPAN SANG IBU

Wahai anakku...

Selamat atas keberhasilanmu...

Selamat atas pencapaian hidupmu...

Maafkan ibu jika tidak bisa menemani langkah menggapai citamu...

Maafkan ibu jika ibu tak mendampingi dimasa remajamu...

Wahai anakku, ibu bangga akan dirimu...

FOR YOU

Saat dia pergi dari hidupku dan melukai hati ini

Sangat sulit uantukku merelakan hati untuk jiwa yang lain

Bertahun-tahun ku coba menyembukan luka ini

Hingga kini kau datang dalam hidupku

Sedikit hal yang aku ketahui atas dirimu

TAPI

Sebuah perenungan membuat hati semakin yakin

Sebuah keyakinan menegaskan garis semu dalam hati

Memilih bukan tindakan tak adil

Tapi memilih adalah tindakan mencari yang terbaik

Mengubah arah bukan berarti arah yang kita tuju tak baik

MUNAJAT

“Ibu”... ketika nama itu kusebut dalam kesunyian malam, tiba-tiba air mata ini menetes tiada tertahan. Teringat akan senyuman indah yang tersungging dari bibirmu. Teringat pelukan hangat yang selalu kau tawarkan padaku. Teringat akan nada-nada tinggi ketika aku melakukan kesalahan. Dan teringat akan kasih sayang serta pengorbananmu pada anakmu yang selalu membebanimu ini.

Aliran peluhmu didahi, hembusan nafas yang tersangal-sengal, dan sayup matamu yang pancarkan kelelahan.