Translate

Selasa, 03 Juli 2012

SAYANG KARENA ALLAH


Saya bertanya kepada emak, “mana yang menjadi pilihan hati, orang yang menyayangi atau yang kita sayangi?”
Mak menjawab,”dua-duaya bukan...
Saya tercengang... Mak megukir senyuman.
“Pilihan hati mak adalah yang menyayangi kita karena Allah..” Saya menarik nafas dalam-dalam..
”bagaimana kita tahu orang itu sayang kita karena apa?”
mak diam sekejap berfikir dan kemudian tersenyum. Rasanya mak dapat menebak apa yang sedang bermain dalam hati anak perempuannya. Mana mungkin saya mampu menyembunyikan rahasia hati dari mak sedangkan sekilas saya pun mak mampu membacanya.
”yang paling tahu hanya Allah..”mak merenung dalam-dalam wajah anaknya. ”Karena hanya Allah yang mampu membaca hati hambanya..” mak menyusun ayat-ayatnya. ”Dan keikhlasan karena Allah itu akan tampak keberkataannya tanpa perlu ditonjolkan oleh seorang itu..”
Saya memintas,”Tak faham..”
Mak menyambung ”Cinta di jalan Allah..Bertemu karena sama-sama mencari ridla Allah..”Mak menyambung lagi,”Begini, setiap insan yang bergelar manusia telah Allah ciptakan berpasang-pasangan. Rasa ingin dikasihi antara seorang suami dan isteri suatu fitrah. Otomatis bisa ada daya tarikan magnet itu..”
Wajah saya merah, sedikit cemas jika mak dapat mengesan gelora jiwa muda ini... Mak menyambung ”Setiap manusia telah Allah tetapkan rezeki, jodoh dan maut sejak zaman azali... Persoalannya... Siapakah jodohnya itu..?” mak berhenti seketika. Saya tunduk malu, coba menyembunyikan rasa panas pipi. Emak pura-pura tidak melihat.
”Nak, mak dulu masa remaja ada pangeran pribadi... Rajin betul dia kirim surat... Masa itu mak sudah tahu bahwa yang bercinta sebelum kawin tibak halal... Dan masa itu mak tekad tak mau melyani sebab mak takut arwah kakekmu kena siksa dalam kubur... Mak sadar mak anak yatim, anak orang miskin, kakak beradik banyak... Mak ingin belajar sungguh-sungguh. . Lama kawan itu tunggu mak..
”Akhirnya mak beri keputusan, mak hanya akan membalas cinta dia jika dia sah suami mak.. Dan dia memang bukan jodoh mak, maka tak pernah dia menerima balasan cinta itu.” Mak merenung jauh. Saya merapatkan badan kepada emak, semakin berminat dengan kisah lama mak..
”Mak memang tak ada perasaan pada dia kah?”saya menyoal sambil memandang tajam wajah mak. Emak ketawa kecil. ”Walaupun mungkin ada,mak tak pernah beri peluang pada diri mak untuk menyatakan perasaan itu...
Mak takut kepada Allah. Mak bukan seperti rekan sebaya mak yang lain...mak, sepertimu..” mak memandang saya sambil memegang pipi dan dagu saya.
Kemudian tangannya mengusap rambut di kepala saya.
”Mak anak ustdz ustdzah.. Tapi zaman itu ustdz ustdzahnya masih berkebaya pendek dan ketat. Mungkin berkat doa keturunan sebelum ini yang soleh-soleh, hati mak tertarik sangat pada agama walaupun tiada yang mendorong.. Di sekolah, mak pelajar pertama yang berkerudug.. Mak membawa imej agama. Kawan-kawan dan guru-guru panggil mak dengan gelaran mak Aji.. Sebab zaman itu akhir 70-an dan awal 80-an tak banyak yang berkerudung menutup auratya... Zaman kerudug tipis dan nampak jambul. Kemudian sedikit-sedikit ikut berkerudung.
Akhinya kami semua dipanggil di kantor. Kami dimarahi guru karena berkerudung sesuai dengan syariat sedangkn ustdzah kami berkerudug tapi nampak jambulnya..”
Emak melempar pandangan ke lantai. ”Selepas itu ustdzah jumpa kami secara sendirian. Ustdzah, kata dia ’tak mampu untuk pakai seperti kami’. Dia suruh kami teruskan..” sambung emak. Kisah silam perjuangan emak di sekolah dahulu sedikit-sedikit mak ceritakan pada saya.
Itulah juga salah satu inspirasi kepada saya untuk bangkit lagi setiap kali terjatuh ketika berjuang di sekolah dulu.
”Mungkin karena kepribadian mak, mak menjadi tempat rujukan kawan-kawan mak... Jadi, bila mak akan ambil suatu tidakan, mak harus fikir betul-betul apakah tindakan mak itu akan menyebabkan Allah marah atau tidak. Ayah mak dosa tidak? Dan maruah pembawa agama terinjak tidak?Kalau mak membalas cinta si lelaki tadi, bermakna mak sedang menconteng arang di muka-muka pembawa-pembawa agama. Orang akan pandang sinis terhadap orang yang berkerudung sedangkan kesilapan itu hanya satu dua orang yg buat. Besar fitnah akan timbul apabila menengambil ringan batas syariat duhai anak..” mak menelan air liurnya. Saya diam. Fikiran saya sedang coba memahami maksud mak saya
ADAKAH SUATU DISKRIMINASI????
“Nak..Jatih cinta perkara biasa. Bila kita jatuh cinta pada seseorang, itu tandanya ada suatu keistimewaan pada seseorang itu. Apa lagi orang yang kita jatuh cinta itu... di atas jalan dakwah ini.
Tetapi kita harus ingat. Kita tak akan dikawinkan dengan seseorang atas sebab jatuh cinta atau saling mencintai. Berpacaran jadinya mungkin, yang tak halal itu. Tetapi bukan berkawin...
Karena kita berkawin dengan jodoh kita, jodoh yang Allah telah tetapkan sejak azali. Dan tak mustahil orang yg kita paling benci itulah jodoh kita yang kita akan dikawinkan dengannya.”
Tiba-tiba air mata saya mengalir. Argh! Ego saya kalah bila mendengar hujah emak. Emak maneruskan,
”Allah maha adil,,Dia tak pernah menzalimi hambaNya.. Sesungguhnya yang selalu menzalimi hambaNya ialah diri hamba itu sendiri. Sebabnya hamba itu curang. Dia maukan yang buan haknya, yang bukan milik dia.
MENCINTAI SESEORANG TIDAK SEMESTINYA MEMILIKINYA.
Dalam Islam, kita di ajar untuk saling mencintai antara satu samalain seperti mencintai diri sendiri. Jadi apa bila kita mencintai saudara sama-sama perempuan, kita bebas peluk dia. Tetapi bila dengan lelaki, kita ada batas-batasnya.
Orang kafir bilang batas-batas ini suatu diskriminasi, tetapi sebenarnya batas-batas syariat itulah yang memelihara kehormatan seorang lelaki dan seorang perempuan.
Coba kamu renungkan, kita mengenali seorang insan yang amat baik semurna agamanya dan rajin. Lalu kita jatuh hati padanya. Ditakdirkan jodohnya dengan insan lain, kita pula dengan yang lain. Tetapi itu tidak bermakna ukhuwah antar kita dan dia terputus... Kita dan dia sama-sama mencari ridha Allah. Kita dan dia masih bisa sama-sama bekerjasama untuk mencari ridha Allah.
Perbedaannya, dia halal untuk isterinya sedangkan utuk kita, dia tetap lelaki ajnabi seperti awalnya..” emak berhenti seketika....
BUKAN LUAR BIASA
”...jadi di sini mak mau kamu faham, jatuh cinta bukan perkara luar biasa. Dan berkawin pun bukan suatu jaminan untuk tak jatuh cinta pada lelaki atau peremuan lain. Karena itulah banyak isteri yang curang, suami yang curang. Ada orang tukar pasangan, macam tukar baju.
Apa yg penting ialah kita perjelaskan pada diri kita supaya setiap kali kita jatuh cinta, jatuh cinta itu karena jatuh cinta kepada Pencipta dia. Kita beri tahu pada diri kita berulang kali kalau kita mencintai Allah, karena itu kita mencintai si dia.
Letakkan Allah sebagai batasan hati kita, segala perkara yang kita sayangi dan cintai termasuk mak abah adalah karena mencintai Allah.
Dan apabila kita membemci seseorang atau sesuatu, beritahu kepada dira sendiri berulang kali kalau kita benci sekian-sekian hal semata-mata  karena Allah. . .”
”Hati kita ini walaupun dalam dada kita sendiri, ia tetap bukan milik kita. Kita tak mampu untuk mengawalnya. Hanya Allah yang bisa mengawalnya.
Sebab itu kita perlu dekatkan diri dengan Allah. Sebab kita ingin dia pegang kukuh hati kita. Bila Dia pelihara dan masuk dalam hati kita, itulah nikmat lezatnya cinta. Masaitu biarpun satu dunia menyakiti kita, kita tak rasa sakit sebab kita asyik dengan nikmat cinta kepada Allah.....
Bercinta dengan Allah sangat berbeda daribercinta dengan manusia. Karena tentulah pengalaman bercinta dengan lelaki kaya, rupawan, sempurna dan bijaksana tak sama rasanya bercinta dengan lelaki miskin, bodoh, cacat dan dungu..
Betapa nikmatnya cinta Allah, hanya mereka yang pernah merasai saja yang mampu mengerti.”
RIDHA
”Walau siapa pun jodoh yang Allah hantarkan untuk kamu, terimalah dengan ridha. Tak mustahil dia adalah orang yg kita benci.
Kalau yang kamu sayang, tak jadi hal lah. Tapi kalau dapat yang tidak kamu ingini, lantaran kelemahah yg ada pada dia, ingatlah bahwa dalam diri setiap insan telah Allah ciptakan dengan kelebihan masing-masing.
Dan mungkin kamu ada kekuatan yang dapat mengubah sang lelaki tadi supaya hidup dia bermakna dan mungkin kamu saja yang mampu mengangkat kelebihan yang ada pada dia.
Mungkin juga si lelaki ini ada sesuatu kelebihan yang kamu sangat-sangat perlukan yang satu dunia tak mampu memberi pada kamu. Alangkah beruntungnya kalau kamu mengerti setiap pemberian Allah dan belajar untuk bersyukur....”
Sekali lagi beruraian air mata saya turun. Terasa lemah lutut untuk berdiri.
Emak memeluk erat. Pelukan emak sangat kuat.
”Emak sudah didik anak emak dari belum lahir untuk mencintai Allah. Sekarang emak serahkan anak emak yang emak sayang sangat ini pada Allah untuk Dia pelihara..”
Emak mengakhiri kata-katanya dengan suara sebak dan air mata yang mengalir ke bahu saya...

***
Mutiara Amaly Vol 60 & 61

Tidak ada komentar:

Posting Komentar