Translate

Jumat, 12 April 2013

bUi



Ketika kulihat para wajah murung yang menatap hitam masa depan, tak ada sedikitpun terlintas sebuah tampang wajah berdosa pada mereka. Tapi dibalik wajah itu tersembunyi sekian banyak rahasia-rahasia besar yang telah dilakukan. Setiap detik menanti belaian kasih sayang yang akan datang dan mengusap pipi yang setiap detik basah oleh air mata. Pelukan hangat selalu dirindukan setiap malam untuk melindungi dari dingin angin malam bui, setidaknya sebuah ketenangan untuk menghadirkan mimpi indah seperti dulu saat mereka masih tertawa lepas dalam indahnya kesemuan dunia.

Kini semua keindahan dan kebebasan telah musnah. Hanya rasa sakit, pedih, serta penyesalan yang selalu menghantui setiap detik waktu yang dijalani. Tatapan kosong, teringat dosa besar yang telah diperbuat. Andai dapat dibasuh dosa itu berapa kalipun akan dilakukan asal dia hilang tak berbekas. Merindu masa indah bersama-sama  mereka yang mencintai. Andai tak tergadai waktu itu, tapi kini nasi telah menjadi bubur. Waktu yang indah terlanjur tergadai, hanya kematianlah alat penebus satu-satunya.
Siksa hidup sangat berat terasa, belum siksa batin yang selalu mencambuk, berulangkali dan bertubi-tubi. Tak ada rasa ampun tak peduli lelahnya jiwa menanggung semua ini. Ingin rasanya waktu terulang kembali maka tak akan ada kesalahan sama yang terjadi. Masih pantaskah Tuhan berada disetiap hati itu. Bila hukuman dunia telah terlaksana apakah hukuman di alam akhirat masih tetap menimpa. Sungguh iblis telah meracuni hati-hati yang lalai pada Tuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar